Fakultas Psikologi Universitas
Merdeka Malang
Nim: 16090000075
Subjek
Artikel Ilmiah PSP
Perbedaan
Skala Likert dan Skala Thurstone
Astri
Ardiyanti Said
Fakultas
Psikologi Universitas Merdeka Malang
Pengantar
Pengukuran
(measurement) merupakan suatu cara yang sistematis untuk menetapkan secara
pasti bilangan-bilangan (angka-angka) atau nama-nama terhadap suatu obyek dan
atribut-atributnya (Baltes, Reese & Nesesel roade, 1988; Elmes, Kantowitz,
& Roedriger III, 1992; Nunnally, 1978). Pengukuran merupakan aspek penting
dalam penelitian psikologis maupun penelitian-penelitian dalam bidang lainnya.
Seperti dikemukakan oleh Boring, seorang tokoh psikologi yang terkenal (Elmes,
Kantowitz, & Roedriger III), “a science grows and progresses to the extent
that it uses measurement testable hypotheses imply that the predicted outcomes
can be measured empirical observations in psychology are based on the
measurement of dependent variables. Measurement then is an importantaspect of
scientific psychology (1992:75).
Baltes,
Reese, & Nesselroade (1988) juga menyatakan bahwa pengukuran merupakan
salah satu landasan (cornerstone) dalam penelitian empiris dari berbagai
disiplin ilmiah. Pengukuran secara langsung merepresentasikan suatu cara yang
dipilih oleh peneliti untuk mendefinisikan konsep-konsep penting.
Penyusunan
skala psikologi merupakan salah satu cara dalam membuat alat tes yang nanti
akan mengukur suatu sikap atau atribut psikologi yang ingin diukur. Dalam
pengukuran ini ada berbagai metode yang di pakai yaitu metode skala likert,
thurstone dan diskriminasi skala. Ketigaa metode ini mempunyai karakteristik
yang berbeda namun diskriminasi skala merupakan kombinasi dari skala likert dan
skala thurstone. Penggunaan indikator guna mendefinisikan suatu konstruk psikologis
merupakan salah aspek pengukuran dalam penelitian. Pengukuran itu sendiri
merupakan aspek penting dalam penelitian. Indikator merupakan jabaran
operasional dari suatu konstruk psikologis yang hendak diukur dan diteliti.
Indikator juga merupakan acuan darimana butir-butir alat ukur dikembangkan atau
disusun. Setelah memilih suatu konstruk
yang hendak diteliti dan kemudian menjabarkannya ke dalam indikator-indikator
dan butir-butir pengukuran, langkah selanjutnya yang harus dilakukan oleh
peneliti adalah memilih atau menetapkan alat ukur atau instrumen penelitian.
Skala thurstone
Metode
interval tampak-setara, yang sering pula dikenal sebagai metode penskalaan
Thurstone, merupakan salah satu model penskalaan pernyataan sikap dengan
pendekatan stimulus. Artinya penskalaan penskalaan dalam pendekatan ini
ditujukan untuk meletakkan stimulus atau pernyataan sikap pada suatu kontinum
psikologis yang akan menunjukkan derajat favorable dan tak favorablenya
pernyataan yang bersangkutan. Dengan metode ini, setelah pernyataan dibuat
dengan sesuai kaidah penulisan aitem maka kita perlu menetapkan sekelompok
orang yang akan bertindak sebagai tim penilai (judging group).
Tugas
dari tim penilai ini meletakkan derajat favorable atau tak favorable pada garis
kontinum yang terdiri dari 1 sampai 11 interval yang artinya angka 1 sampai 5
merupakan interval dari tak favorable dan 7 sampai 11 merupakan interval dari
favorable dan 6 merupakan interval netral. Jadi semakin ke kanan menunjukan
semakin favorable aitem tersebut dan semakain ke kiri menunjukan semakin tak
favorable begitu pun pada interval 6 menunjukan aitem tersebut netral. Disini
tim penilai akan meletakkan tiap aitem ke interval derajat favorable dan tak
favorable.
Skala likert
Metode rating yang dijumlahkan
popular dengan nama penskalaan model likert (Gable, 1986)- merupakan metode
penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi respons sebagai dasar
penentuan nilai skalanya. Dalam pendekatan ini tidak diperlukan adanya kelompok
panel penilai (judging group)
dikarenakan nilai skala setiap pernyataan tidak akan di tentukan oleh derajat
favorablenya masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons
setuju atau tidak tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak sebagai
kelompok uji-coba (pilot study).
Kelompok uji coba ini hendaknya
memiliki karakteristik yang semirip mungkin dengan karakteristik individu yang
hendak diungkap sikapnya oleh skala yang sedang disusun. Disamping itu agar
hasil analisis dalam penskalaannya lebih cermat dan stabil responden yang
digunakan sebagai kelompok uji-coba harus berjumlah banyak sehingga distribusi
skor mereka lebih bervariasi. Bnyaknya responden dalam uji-coba ini, menurut saran Gable (1986),
adalah sekitar 6 sampai 10 kali lipat banyaknya pernyataan yang akan
dianalisis.
Prosedur
penskalaan dengan metode rating yang dijumlahkan didasari oleh dua asumsi,
yaitu:
1. Setiap
pernyataan sikap yang telah di tulis dapat disepakati sebagai termasuk
pernyataan yang favorable atau pernyataan yang tak favorable.
2. Jawaban
yang diberikan oleh individu yang mempunyai sikap positif harus diberi bobot
atau nilai yang lebih tinggi daripada jawaban yang diberikan oleh responden
yang mempunyai sikap negatif.
Untuk
melakukan penskalaan ini semua pernyataan yang di sudah disusun berdasarkan
penulisan aitem yang tepat. Responden diminta untuk menyatakan kesetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap isi pernyataan dalam lima macam kategori yaitu:
·
Sangat Tidak Setuju (STS)
·
Tidak Setuju (ST)
·
Entahlah (E)
·
Sangat Setuju (SS)
·
Setuju (S)
Dalam
peosedur ini kita tidak lagi bermaksud meletakkan stimulus (pernyataan) paa
suatu kontinum psikologis akan tetapi kita akan menentukan letak
masing-masing kelima kategori respons
pada kontinumnya yang, misalnya, bergerak antara angka 0 sampai dengan angka 4.
Dalam kedua asumsi dasar yang disebutkan diatas tidak dikatakan adanya anggapan
bahwa jarak antara masing-masing kategori respons harus sama besar (equal
intervals). Akan tetapi kita akan menentukan jarak antara kategori respons dalam
unit berskala interval.
0
1 2 3 4
--.----------.----------.----------.----------.—
STS TS E SS
Perbedaan
Perbedaan
antara kedua skala tersebut dilihat dari:
1. Thurstone
menggunakan judging group yaitu dimana judging
group bertugas dalam memberikan derajat favorable dan tak favorable pada
aitem yang tersedia. Sedangkan pada skala likert tidak memakai judging group
melainkan mengguanak expert judgment atau
pilot study yang bertindak memberikan
setuju atau tidak setuju pada aitem yang sudah disusun.
2. Pada
penyebaran aitem pun keterangan pada blue print berbeda seperti pada tursthone
menggunakan interval setuju dan tidak setuju tetapi pada skala likert
menggunakan 5 kategori yaitu setuju, sangat setuju, entahlah, tidak setuju, sangat
tidak setuju.
3. Kemudian
dalam penskoran aitem pun berbeda pada thurstone skoring aitem yang hanya di
hitung jawaban “ya” pada aitem yang tersedia namun pada skala likert yang
memberikan jawaban yang mendukung terhdap skala sikap yang disusun makan akan
diberikan skor 4.
4. Dalam
memilih pernyataan terbaik pada thurstone dihitung nilai S dan nilai Q. Nilai Q
merupakan ukuran variasi distribusi penilaian dari 50% kelompok penilai
terhadap suatu pernyataan. Semakin besar nilai Q berarti penilaian para anggota
kelompok penilai semakin bervariasi yang artinya pendapat mereka mengenai
darajat favorable atau tak favorablenya pernyataan itu semakin bermacam-macam
dan tidak sesuai satu sama lain. Sedangkan pada skala likert mencari daya beda
tinggi untuk memisahan antara mereka yang termasuk dalam kelompok responden
yang memiliki sikap negatif dan positif.
5. Blue
print penyebaran aitem:
·
Skala Thurstone
No
|
Pernyataan
|
Setuju
|
Tidak
Setuju
|
1
|
Saya
merasa iri saat anak saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan pasangannya
|
|
|
2
|
Saya
merasa kurang diperhatikan oleh anak saya
|
|
|
3
|
Saya
merasa iri saat anak saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan pasangannya
|
|
|
4
|
Saya
senang peran saya sebagai orang tua telah terpenuhi
|
|
|
·
Skala Likert
No
|
Pernyataan
|
S
|
SS
|
E
|
TS
|
STS
|
1
|
Saya
merasa iri saat anak saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan pasangannya
|
|
|
|
|
|
2
|
Saya
merasa kurang diperhatikan oleh anak saya
|
|
|
|
|
|
3
|
Saya
merasa iri saat anak saya lebih banyak menghabiskan waktu dengan pasangannya
|
|
|
|
|
|
4
|
Saya
senang peran saya sebagai orang tua telah terpenuhi
|
|
|
|
|
|
Penutup
Dari
penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa skala thurstone memakai
pendekatan stimulus dengan adanya tim penilai (judging group) yang akan meletakkan derajat favorable pada setiap aitem
sedangkan skala likert memakai pendekatan respon yaitu dengan tidak melihat
derajat favorablenya masing-masing aitem akan tetapi ditentukan oleh distribusi
respons setuju atau tidak tidak setuju dari sekelompok responden yang bertindak
sebagai kelompok uji-coba (pilot study).
Daftar Pustaka
Budiaji, W. (213). SKALA PENGUKURAN DAN JUMLAH
RESPON SKALA LIKERT. Psikologi, 127.
Dr.
SAifuddin Azwar, M. (1995). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
Dr.
SAifuddin Azwar, M. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
Marliani,
R. (2010). PENGUKURAN DALAM PENELITIAN PSIKOLOGI . Psikologi, 108-109.
Murti,
S. A. (2014). Penskalaan Thurstone pada Aitem Thyroid Dysfunction
Questionnaire (TDQ) Berbasis Gejala Biopsikososial. Psikologi,
135-136.
Mutalazimah.
(2010). Status klinis sebagai prediktor status yodium urin pada kasus thyroid
dysfunction anak sekolah, Jurnal Nutrisia, 12(2), 79-85.
Likert
RA. 1932. Technique for the measurement of attitudes. Archives of Psychology,
140 pp: 1-55
Setiawati,
F. A. (2014). PERBANDINGAN BERBAGAI METODE PENSKALAAN YANG DIKEMBANGKAN
THURSTONE. Psikologi, 86-88.
Sugiyanto.
(2009). MANIPULASI: KARAKTERISTIK EKSPERIMEN. Jurnal Psikologi,
98-108.
Urbina,
A. A. (2006). Tes Psikologi. Jakarta: Indeks.
Komentar
Posting Komentar